Pandemi Virus Covid-19 Faktanya Mendorong Pembayaran Digital (cashless)

Share it:


Jika mengingat kembali apa yang terjadi ketika munculnya pandemi covid di tahun 2020 adalah hal yang termasuk baru bagi manusia yang berusia kurang dari 100 tahun. Pandemi yang bermula di china tepatnya wuhan secara hitungan bulan dinyatakan telah tersebar di seluruh penjuru bumi, hal ini memicu reaksi dan aksi dari berbagai kalangan sehingga menimbulkan pertanyaan akan kejadian pandemi virus. Istilah konspirasi hingga spekulasi bermunculan di tengah masyarakat dan tidak bisa dihindari karena manusia akan saling mencurigai satu sama lain, konspirasi bukan berarti benar atau salah namun tulisan ini akan lebih melihat dari fakta yang bisa diprediksi dan  meng-analogi kan dengan keadaan sebelum pandemi, contoh nya adalah hubungan antara pandemi virus covid dengan pembayaran digital.


Sebelum itu mari melihat ulasan berita akan pandemi dengan pembayaran digital dari sumber terpecaya seperti gambar dibawah ini :







PeduliLindungi adalah aplikasi  trace covid19 yang dibuat pemerintah dan diwajibkan bagi masyarakat indonesia yang telah diberi vaksin untuk mendapatkan sertifikat dan akses QR ke tempat - tempat umum ,seperti tempat wisata,restoran,hotel dll. Di negara  lain pun juga memiliki program dan cara yang mirip untuk menangani pandemi covid 19 ini, karena hal ini sifatnya seperti "mandat" alias wajib tentu akan mendongkrak popularitas aplikasi tersebut dan munculnya kebiasaan baru bagi masyarakat untuk menggunakan QR Code dalam kehidupan sehari - hari. Siapa yang tidak ngiler dengan data yang dimiliki oleh aplikasi - aplikasi seperti ini.



Dengan statistik seperti diatas ,tidak heran pejabat tinggi indonesia ingin aplikasi pedulilindungi bisa dan jadi superapp termasuk alat pembayaran digital baru. anyway, bukan topik ini yang akan dibahas  dalam tulisan namun lebih menekankan munculnya kepada kebiasaan baru masyarakat dalam bertransaksi atau dengan istilah new normal.

Negara China sangat memerankan peran penting kali ini. China adalah negara mayoritas penduduk terbanyak di dunia namun berhasil menggunakan pembayaran digital / cashless dengan  sukses, keberhasilan ini tidak lepas dari kondisi politik china yang dikuasai hanya 1 partai  dan diktator. Namun bukan berarti keberhasilan china keluar dari negara terbelakang sejak tahun 70 an sampai sekarang adalah murni dari partai komunis / kediktatoran. 

Investasi besar - besaran teknologi dari amerika,eropa,jepang dan israel adalah salah satu faktor keberhasilan china sekarang. China tidak segan menekan rakyatnya sendiri dengan upah murah dan jam kerja tinggi agar perusahaan - perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan sebesar - besarnya dari penjualan juga meminimalisir pengeluaran mereka. Selama puluhan tahun akhirnya mereka mendapatkan transfer ilmu dan teknologi sehingga aturan hak paten di china seolah -olah tiada.

Munculnya virus covid-19 di wuhan china menurut saya pribadi bukan ketidaksengajaan dikarenakan wuhan sendiri adalah kota yang memiliki lab virologi tercanggih dan terlengkap di asia, tidak hanya lab milik china namun juga disana lab - lab farmasi  dll milik negara lain seperti amerika , eropa dan israel . coincidence ?  no.

Kesuksesan china dalam memasyaratkan cashless hingga pedagang - pedagang kecil ingin diterapkan ke seluruh dunia dengan adanya pandemi covid-19 ini. Kita tahu bahwa salah satu protokol kesehatan covid adalah jaga jarak tanpa bersentuh sama lain, yakni cashless adalah solusi pembayaran dan transaksi agar aman dari virus.



Share it:

IT

Lounge

Post A Comment:

0 comments: