OS Android Lebih Baik Tidak Tertanam Iklan, kenapa ?

Share it:

        Penggunaan iklan di dunia IT dan Telekomunikasi bukan hal yang baru.Siaran televisi hingga radio dari jaman dahulu sampai sekarang telah menyelipkan iklan untuk revenue utama perusahaan, hal ini adalah wajar karena siaran televisi /radio di akses tanpa harus membayar. Begitupula dengan dunia internet ketika kita ingin mengakses sebuah web / aplikasi secara gratis maka adanya iklan di dalam sudah menjadi hal umum.

        Namun sejak 2015 keatas (kalau tidak salah) muncul produsen smartphone yang berani menjual smartphone dibawah harga pasaran dan telah tertanam iklan di dalam OS Android nya.Dengan dalih spesifikasi hardware yang tinggi ,produsen tersebut membenarkan adanya iklan pada OS android smartphone untuk mengimbangi pemasukan perusahaan. Skema seperti ini sah saja dari kacamata bisnis namun dari sisi konsumen tentu akan punya banyak pertimbangan dan pilihan tersendiri.






Saya pribadi lebih tidak menyarankan untuk membeli smartphone yang tertanam iklan di OS nya, kenapa ? 

1. Kita sudah membeli ( Hardware + Software )

Barang yang sudah kita beli seharusnya telah menjadi 100% hak kita. Dengan adanya iklan di OS Android memungkinkan adanya parasite (istilah) dari produsen yang nampak belum mau melepas barang yang sudah dibeli ( dari sisi software ).

2. Produsen Smartphone sejatinya tidaklah merugi

Skema bisnis seperti ini jika dilihat dari segi konsumen nampak menguntungkan dan merugikan produsen namun sebenarnya produsen lah yang lebih diuntungkan,kenapa bisa begitu ? 

 a. Periode smartphone tidaklah pendek

Kepemilikan smartphone user  rata - rata sampai 3 - 8 tahun ( tergantung individu ) itu artinya perusahaan / produsen bisa menggaet untung  dari iklan tersebut dari waktu yang cukup lama. Semisal harga barang hanya dijual 1 jt yang seharusnya 2 jt dan misal waktu kepemilikan user adalah 5 tahun kemudian pendapatan iklan (paling rendah) hanya 1000 perak rupiah/hari , jadi untuk 5 tahun adalah 1826.25 hari x 1000  = 1.826.250 rupiah.

Produsen akan untung sekitar 800 ribu rupiah dari setiap user dan perlu diingat itu adalah dari pendapatan rate iklan paling rendah !

b.  Pengiklan semakin banyak  = semakin untung

Tentu saja dengan harga yang merusak pasar akan menarik minat banyak pembeli apalagi diberi keunggulan dari sisi hardware yang tidak dimiliki di kelas harga smarphone yang sama. Semakin banyak user smartphone tentu akan menjadi JUALAN produsen tersebut untuk  para pengiklan. Artinya anda tidak benar - benar membeli barang tersebut.


3. Iklan di OS Android bisa menyalahi privasi/data user

Sebagai publisher iklan tentu tahu bahwa iklan kita akan ditarget kan kepada siapa , range usia berapa , di wilayah mana bahkan jejak penggunaan /aktivitas pencarian /pembelian di e-commerce. Banyak orang awam tidak sadar / tidak peduli karena memang merasa telah diuntungkan mendapatkan smartphone dengan spesifikasi hardware , namun sekali lagi itu adalah hak konsumen dan membeli berarti setuju dengan segala resiko yang ada.


        Saya pribadi sudah mencoba smartphone yang tertanam iklan di OS androidnya, dimana sangat tidak membuat saya nyaman apalagi bila saat terkoneksi internet. Iklan muncul di area search , muncul di homescreen ,muncul di pengaturan bahkan fitur - fitur khusus yang diberikan OS seperti ram cleaning dan semacamnya. Walaupun bisa dinonaktifkan penayangan iklan secara GUI di pengaturan tetap masih tidak bisa dipercaya 100 % karena kita tidak tahu apakah semua iklan / atau hanya sebagian iklan yang "dianggap" mengganggu saja. Banyak youtuber juga justru malah melakukan custom ROM sendiri setelah membeli smartphone tersebut bahkan hanya setelah pemakaian 3 bulan,yakni mengganti operating system dengan yang tidak resmi dari pabrik.

            

Share it:

Android

Lounge

Post A Comment:

0 comments: