Bermula banyaknya masalah yang terjadi akhir - akhir ini bahkan sampai viral di media sosial karena sistem COD. Apa itu COD ? COD adalah singkatan dari Cash On Delivery yakni merupakan transaksi jual beli antara penjual dan pembeli dengan pembayaran langsung. Sebenarnya tidak ada bedanya dengan jual beli konvensional pada umumnya namun perbedaannya adalah pada titik pemasaran barang yang dijual hanya secara online.
Saya pribadi dulu juga sering membeli secara COD di ecommerce dengan bertemu dengan penjual secara langsung (pembayaran) di suatu tempat yang sudah disepakati dan tidak pernah terjadi masalah. Namun saat ini setiap e-commerce memberikan terobosan ide pada sistem COD mereka sendiri, sehingga inilah yang menyebabkan COD memunculkan banyak celah kerugian. COD e-commerce saat ini juga menambahkan adanya pihak ketiga yakni pihak ekspedisi sehingga tidak memungkinkan antara pembeli dan penjual bertemu secara langsung, aturan diperparah lagi dengan membuka package kiriman dianggap setuju / membayar langsung ditempat padahal pembeli masih belum tahu apakah barang sesuai atau tidak.
Aturan baru COD dari ecommerce seperti ini dengan tanpa edukasi yang jelas kepada pembeli justru akan merugikan pihak ekspedisi, dikarenakan pembeli tentu ingin mendapatkan barang yang bagus,praktis dan murah sementara jika terjadi hal diluar ekspetasi pembeli yang merasa dirugikan tentu akan komplain langsung kepada para kurir sebelum membayar barang tersebut. Para penjual yang nakal pun bisa berjudi dan mendapatkan uang secara cuma - cuma jika barang palsu/zonk nya telah dibayar oleh pembeli tanpa pengecekan terlebih dahulu, di sisi lain pihak ekspedisi hanya mengantarkan paket/kiriman dan wajib mendapatkan nominal harga barang plus jasa kirim yang telah di setujui oleh pihak e-commerce. Sebenarnya pihak e-commerce memiliki mekanisme sendiri dalam mengatasi masalah terobosan COD tersebut dengan melaporkan balik barang dan meminta refund atas barang namun sekali lagi kebanyakn pembeli ingin hal yang praktis dan tidak memakan waktu dikemudian hari.
Bagaimana agar COD aman dan nyaman ?
1. Kembali ke COD konvesional
COD seperti ini adalah cara paling aman ketika hanya 3 pelaku yang terlibat.Penjual dan pembeli bertemu langsung sehingga ada pengecekan barang yang telah terpampang di e-commerce.
2. Adanya package pengiriman khusus COD
Seperti yang kita tahu yang membuat paket bungkusan adalah para penjual sehingga pihak ekspedisi tidak tahu menahu secara pasti apakah benar isi barang tersebut. Package khusus yang dibuat oleh pihak ekspedisi harus memungkinkan bisa dilihat / diketahui oleh pihak pembeli tanpa merusak barang dan dapat terkirim secara utuh ke tangan pembeli. Aturan ini harus di regulasikan terhadap pihak e-commerce dan pihak ekspedisi .
3. Edukasi pembeli
Literasi orang indonesia memang lemah, oleh karenanya pihak e-commerce harus memberikan edukasi terobosan COD yang lebih dimengerti dan dipahami oleh semua kalangan. Sayangnya pihak e-commerce terlalu fokus untuk membangun websitenya agar banyak pengunjung dengan memberikan barang flash sale COD (harga murah) tanpa memperhatikan efek masalah yang akan terjadi dikemudian hari.
4. Hanya verified penjual yang mendapatkan fitur COD
Inti dari jual beli adalah saling percaya. Penjual yang telah terverifikasi dan memiliki track record bagus dalam penjualan tentu tidak ingin menghancurkan bisnisnya sendiri ,walaupun tidak bisa dipastikan setidaknya bisa meminimalisir adanya penipuan penjualan. Pihak e-commerce hanya mengaktifkan fitur COD kepada penjual yang terverifikasi sehingga pembeli dan pihak ekpedisi saling mempercayai.
Post A Comment:
0 comments: