Rentenir adalah sejumlah orang dan perorangan yang mengambil keuntungan dengan meminjamkan uang/barang dengan biaya tambahan/bunga yang disepakati sesuai tenggat waktu tertentu.
menanam uang agar berbunga - pixabay |
Rentenir sendiri ada yang pemain besar seperti bank, pemain sedang seperti perusahaan finance dan pemain kecil yang turun langsung ke pintu - pintu rumah masyarakat. Pemerintah sendiri telah mengatur akan kegiatan rentenir terutama yang terdaftar sebagai perusahaaan untuk mendapatkan ijin dari OJK agar dapat dipertanggung jawabkan secara hukum dalam menjalankan operasinya.
Era teknologi saat ini justru membuat jasa rentenir bisa dilakukan oleh siapa saja dan dengan lingkup yang sangat luas. Mereka menyebutnya sebagai financial technology atau fintech yakni aplikasi mobile yang memudahkan untuk berinovasi mencari calon peminjam dengan kemudahan yang tidak didapat saat meminjam uang di bank/mikro finance lainnya.
dominasi fintech |
Jika kita melihat di top new android release di playstore sangat didominasi oleh fintech. Saya amati dari fintech - fintech tersebut adalah :
1. Tidak semua terdaftar di OJK
2. Pemilik Aplikasi bisa saja orang asing namun menjalankan operasinya di indonesia
3. Bunga tinggi walau cepat cair
4. Ada yang perseorangan,bahkan kantornya di sebuah kamar apartemen
5. Membaca kontak,kalendar, dan lokasi smartphone calon peminjam (tidak semua)
6. Ada yang satu orang/korporasi punya banyak akun Aplikasi Google developer meski nama aplikasi berbeda. kok bisa tahu ? Ya ,terlihat dari tampilan User interface yang sama atau lebih advance lagi dengan tracking server appnya (reverse)
Walaupun telah banyak kasus yang berhubungan dengan fintech seperti teror pribadi sampai mempermalukan peminjam yang mengalami keterlambatan tetap saja masyarakat masih berminat meminjam dari fintech - fintech tersebut. Inilah kenapa fintech tetap akan subur di masa yang akan datang bila pemerintah tidak bisa memberikan solusi dan edukasi kepada masyarakat sesegera mungkin seperti aplikasi solusi / alternatif yang bisa dipertanggung jawabkan.
Post A Comment:
0 comments: