Belakangan ini suhu perpolitikan di negeri ini cukup memanas, entah apa memang panas sungguhan atau sengaja dibuat panas oleh media - media mainstream. Barangkali juga ada segelintir orang yang memanfaatkan isu dari ketidakharmonisan masyarakat karena perbedaan pilihan figur pemimpin sehingga persatuan antara masyarakat dan bangsa menjadi retak.
No photo - pixabay.com |
Pornografi menjadi alat
Sejatinya penggunaan alat yang berkaitan dengan seksualitas dan moral bukanlah hal yang baru, sebagai contoh di era jaman sukarno tahun 60 an yang di isukan terlibat video porno dengan bule amerika. Upaya tuduhan pornografi dilakukan dengan maksud sebagai alat untuk menjatuhkan wibawa dan martabat orang tersebut, walau terkadang berhasil dan kadang tidak tergantung dari respon publik dan korban itu sendiri.
Ketika di era informasi ini semua orang mampu membuat,mengedarkan dan mengakses pornografi justru menjadikan pornografi sebagai alat yang efektif dalam mencapai tujuan. Banyak sekali pemuda pemudi yang berpacaran kebablasan menggunakan bukti video pornografi mereka sebagai ancaman kepada salah satu pasangan untuk menuruti keinginan dari pelaku.
Kegaduhan politik saat ini ternyata cukup membuat gerah masyarakat terutama pemuda dan remaja. Generasi muda saat ini yang terbiasa mengakses internet via smartphone/komputer di rumah bahkan dalam kamar pribadi mereka kemungkinan memiliki akses pornografi baik secara online dan offline.
Jika dihubungkan dengan politik yang penuh dengan intrik tentu sangat tidak disukai oleh generasi ini, sehingga mereka (tidak semua) membuat dan menjadikan hal - hal yang bertautan dengan pornografi sebagai pelarian.
Akhir - akhir ini muncul pasangan calon presiden fiktif yang berkemasan dengan pornografi, walau hanya dianggap sebagai mim dan bahan tawa tetap saja itu kurang pantas bila disandarkan kepada remaja dan anak - anak dibawah umur.
melarang - pixabay.com |
Dianggap pemersatu Bangsa
Apakah benar pornografi sebagai alat pemersatu bangsa ? Nyatanya tidak demikian. Adapun yang terjadi adalah hanya sebagai alat pengalihan isu semata untuk meredakan ketegangan politik (mungkin). Kasus penangkapan mucikari artis baru - baru ini dan banyaknya artis yang terlibat begitu di blow up dan menjadi headline media - media selama berhari - hari, hal ini juga cukup efektif dalam mengalihkan perhatian masyarakat.Padahal prostitusi seperti ini bukan barang baru bagi para artis - artis ibukota, seharusnya polisi dan media tidak perlu membuat atensi yang hebat untuk kasus seperti ini.
Pornografi justru saat ini adalah sebagai pengalih isu yang efektif guna mencapai tujuan sang pembuat dalam skala yang lebih besar.
Jatuhnya nilai moral
Tak bisa dipungkiri bahwa kita sedang berhadapan dengan generasi yang bisa dan mampu mengakses pornografi. Jatuhnya nilai moral itu sudah terbukti dari banyaknya kasus pelecehan seksual ditempat umum baik dengan tatapan,siulan,ucapan bahkan sentuhan.
Lebih parah lagi pada setiap tahun selalu meningkat jumlahnya anak - anak yang dilahirkan tanpa ada ikatan pernikahan hal itu belum dihitung dari jumlah wanita yang hamil duluan sebelum akad.
Keterbiasaan buruk itu semakin lambat laun akan membuat standar moral disuatu wilayah atau negara akan turun dengan lahirnya generasi - generasi yang dekat dengan pornografi.
Hukum yang tidak tegas
Tentu hukum harus menyangkup seluruh aspek berkehidupan dari hulu sampai ke hilir. Hulu nya adalah konten - konten pornografi harus ditutup dan diblok aksesnya juga yang tak kalah pentingnya adalah adanya pelarangan bagi warga negara untuk membuat,menyimpan apalagi mengedarkan konten pornografi apapun bentuknya itu. Ketegasan seperti ini tentu akan menuai pro kontra tetapi akan sangat baik bagi generasi yang akan datang.
Post A Comment:
0 comments: