Cerpen penipuan karena rasa iba

Share it:

Dipertengahan tahun, aji yang seorang penggemar buku mengunjungi toko buku ternama di kota nya bersama saudara jauhnya. Toko itu menjual buku terlengkap dan up to date, aji ingin membeli buku yang sudah berdiskon atau diobral dengan harga miring disana.

ilustrasi penipuan

Sesaat aji sedang asyik memilih buku - buku, ia terpisah dengan saudaranya itu. Tak berselang lama ada seseorang laki - laki paruh baya dengan wajah agak lusuh dan berperawakan kurus mendekatinya, laki - laki itu seperti memulai pembicaraan dan ingin mengutarakan perihal dirinya.

aji saat itu awalnya tidak menggubris laki - laki itu, namun ia masih mendengarkan kata - kata laki - laki itu. Laki - laki itu mengatakan bahwa ia berasal dari tempat jauh dan punya ketertarikan yang sama dengan buku yang dibaca oleh aji. Ketika membahas tentang buku itu, akhirnya aji merespon laki - laki itu dan terjadi percakapan antara kedua nya.

Secara kebetulan buku yang dibahas adalah buku tentang agama dengan cover seorang ustad kondang, laki -laki itu mengutarakan pandangannya dan pengalamannya saat mengunjungi ustad itu dengan meyakinkan.Aji yang tak menaruh curiga dengan orang tersebut malah asyik mengobrol tertimbang memilih buku yang hendak ia beli.
Laki - laki itu pun mengajak aji untuk keluar gedung toko dan duduk untuk mengobrol lebih jauh. Aji pun tak curiga pula dan mengikuti arahan laki - laki itu.

Saat berada di emperan jalan toko, aji dan laki - laki itu mengobrol panjang lebar. Laki -laki itu memulai mengenalkan diri dan menceritakan kisah hidupnya. 

Laki - laki itu mengatakan bahwa ia telah bercerai dengan istri nya dikarenakan masalah harta, kemudian ia berkeliling jawa untuk nampak tilas perjalanan wali songo untuk mengobati stress yang ia alami. Laki - laki itu menceritakan sambil menangis dan meyakinkan aji bahwa benar ia menderita. Sambil menunjukkan KTP yang ia bawa kepada aji , ia juga mengatakan bahwa saat ia sedang tidur di sebuah masjid dan barang - barang bawaanya telah hilang dicuri orang.

Aji yang sedih melihat kemalangan orang tersebut, kemudian mencoba memberi nasihat - nasihat. Kemudian laki - laki itu sambil menangis sesenggukan meminta tolong kepada aji dengan meminjam uang, laki - laki itu ingin tidur nyenyak di penginapan dan esok harinya ia langsung ke bandara untuk kembali perusahaan ia bekerja di luar pulau.Laki -laki itu menjanjikan akan mengembalikan uang aji bila ia sudah mendapat transfer gaji dari atasannya esok hari, aji yang iba melihat laki - laki itu membuka dompetnya yang tersisa 300 ribu saja. aji hendak memberikan 100 ribu kepada laki - laki itu namun ia meminta lebih kepada aji.

Aji pun mulai curiga bahwa ia telah terkena tindak penipuan, laki - laki itu sambil mengusap air mata nya lagi - lagi meyakinkan aji bahwa ia benar - benar mengembalikan uang aji esok hari. laki - laki itu mengatakan bahwa ia bekerja diperusahaan tambang dan bahkan menjanjikan mengirimkan smartphone terbaru untuk aji bila ia mau meminjamkan uangnya. aji dan laki - laki itu akhirnya bertukar nomor handphone kemudian aji memberikan 200 ribu kepada orang itu.

Aji pun berniat menolong orang itu dan hendak mengantarkannya ke bandara esok hari bila tidak keberatan. lelaki itu pun mengiyakan dan berjanji akan menghubungi aji jam 9 pagi.

Keesokan harinya sebelum pukul jam 9 pagi, aji telah bersiap untuk berangkat dari rumah.Namun handphone aji tidak ada deringan sama sekali, aji pun heran dan mencoba menelepon balik laki - laki itu.
Setelah dicoba beberapa kali tetap telepon tidak diangkat bahkan diputus sepihak oleh orang itu.Rupanya niat tulus aji untuk membantu justru dijadikan umpan dalam memungut rupiah. Aji pun sadar ia telah tertipu dan uangnya tak kan pernah kembali, aji pun menyesal dan berpikir mengapa niat tulusnya justru dipermainkan.

Rasa marah dan jongkol aji pun ia redam dan mengingat kepada yang maha kuasa,barangkali aji harus memetik pelajaran dan tidak pernah percaya begitu saja kepada orang yang baru ia kenal.aji pun lebih waspada dan dewasa dalam bersosialisasi.

pelajaran untuk kita semua.

  
Share it:

Lounge

Post A Comment:

0 comments: